Mungkin ini salah satu sosok paling dikenal di seantero jagat. Kalau tidak namanya, setidaknya mukanya. Kendati bisa jadi tak banyak yang betul-betul tahu siapa dia. Che Guevara. Gambarnya gampang sekali ditemukan di manapun juga. Bahkan sampai ke pelosok antah berantah.
Yang paling dikenal dunia tentu sosok yang mengenakan baret berhiaskan bintang dengan pandangan tajam jauh ke depan. Foto karya Alberto Diaz Gutierrez ini bahkan mencatat rekor dunia sebagai foto yang paling banyak dicetak ulang, dan paling banyak diolah ke dalam berbagai bentuk tampilan visual lain. Termasuk di kaos-kaos dan di poster-poster. Gambar lain yang juga sangat terkenal adalah muka brewok dengan senyum seulas dan cerutu di bibir atau dijepit jari tangan. Revolusioner nomor wahid itu menjadi legenda bahkan di budaya pop. Dunia yang sebetulnya tak ada hubungannya sama sekali dengan gerilyawan ini.
Felix Rodriguez, agen badan rahasia Amerika yang diterjunkan membantu tentara Bolivia memburu Che Guevara berceritera tentang penangkapan Che:
"Pada 7 Oktober 1967 itu, unit intelejen kami memperoleh informasi dari para petani mengenai terdengarnya suara dari sebuah kawasan yang sebetulnya tak berpenghuni. Lalu kami beritahukan kepada perwira Bolivia yang memimpin pasukan, yang lalu mengepung daerah itu dengan satuan berkekuatan 200 prajurit. Dan pagi buta tanggal 8 Oktober, satuan kami menyergap kaum gerilya itu."
Tentara Bolivia dan CIA memang mendapat bantuan kaum petani. Karena para waktu itu Che Guevara belum berhasil menggalang kepercayaan petani yang hidupnya ia bela dan perjuangkan. Salah satunya karena Ceh Guevara adalah orang asing: orang Argentinya yang menggerakan revolusi Kuba. Ini memang sebuah ironi besar dalam riwayat Che Guevara.
Seorang pengikut Che Guevara menggambarkan situasi menjelang penyergapan:
"Saat itu gerilyawan yang tersisa tinggal cuma 22 orang saja. Dan ia melihat tentara terus bergerak mendekat dan menutup semua celah untuk meloloskan diri. Tapi Che bersikukuh untuk terus bergerak maju. Tanpa tahu dengan jelas mengarah ke mana, juga tanpa memberikan petunjuk jelas kepada gerilyawan lain. Tidak juga memerintahkan untuk berpencar. Ia terus melanjutkan perjalanan. Tahu apa sebabnya? Saya kira karena memang ia tak tahu mesti kemana lagi. Karena kami memang sudah terjepit."
Dan begitulah, tentara Bolivia berhasil menyergap Che dan kawan-kawan. Kembali Felix Rodriguez, agen CIA yang berperan besar dalam perburuan Che Guevara:
Saat itu Che Guevara sudah menderita luka pada kaki kanannya. Dan ketika berhadapan dengan unit militer kami yang menyergapnya, ia berseru :"Jangan tembak. Saya Che Guevara. Saya lebih berharga bagi kalian dalam keadaan hidup ketimbang mati".
Felix Rodriguez menggambarkan pula bagaimana berantakannya penampilan Che Guevara waktu itu, akibat perjalanan berat dan kelaparan dalam bergerilya.
"Waktu pertama kali saya melihatnya, ia dibalut pakaian compang-camping. Padahal gambaran saya tentang dia adalah tokoh yang mengunjungi Moskow, bertemu Mao Zedong di Cina. Sosok manusia arogan dengan pakaian gerilyanya. Dan sekarang dia lebih tampak sebagai seorang gembel."
Kesan Felix Rodriguez tentu dipengaruhi kenyataan, bahwa ia adalah agen CIA yang memburu dan memandang Che Guevara sebagai musuh. Berbeda dengan cara pandang pengikut atau setidaknya pengagum Che Guevara. Seperti Julia Cortez, perempuan yang diperkirakan merupakan orang terakhir yang melihat Che dalam keadaan hidup saat itu –di luar para pemburunya.
"Ya. Dia mukanya berantakan,dan kesehatannya sangat buruk. Pakaiannya lusuh dan dia sangat kurus. Sakit hati saya melihat dia dalam keadaan begitu. Tapi tetap saja jelas bahwa dia adalah Che Guevara. Kharismanya tetap muncul dan matanya yang tetap tajam. Dia kan memang seorang yang ganteng dan penuh daya tarik.."
Ernesto Guevara de la Serna, demikianlah nama aslinya, lahir 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina. Sebetulnya ia seorang dokter. Namun perjalanan keliling 5 negara Amerika Latin ketika ia baru lulus Fakultas Kedokteran Universitas Buenos Aires mengubah segalanya. Dalam perjalanan yang dilakukan bersama sahabat karibnya, Alberto Granado dengan menggunakan sepeda motor La Poderosa pada tahun 1952, ia banyak berhadapan dengan sejumlah gejala yang mengguncangkan perasaannya. Yakni kemiskinan dan penderitaan rakyat tertindas.
Ia pun sampai pada kesimpulan, bahwa hanya ada satu jalan untuk membebaskan rakyat miskin dan mengangkat martabat mereka. Yakni perjuangan bersenjata. Jalan revolusioner.
Bukan kebetulan, ia bertemu Fidel Castro di Meksiko. Che Guevara kemudian bergabung dalam gerilya untuk menjatuhkan diktator dukungan Amerika, Flugencio Batista. Revolusi mereka mencatat sukses. Batista terguling tahun 1959. Castrio jadi penguasa Kuba, dan Guevara, kendati orang Argentina, diangkat sebagai kepala Bank Sentral, lalu Menteri Perindustrian.
Tak lama, Che Guevara lenyap. Pada tahun 1965 Castro mengumumkan bahwa Guevara telah mengundurkan diri dan meninggalkan Kuba. Desas-desus menyebut,peristiwa itu disebabkan munculnya ketidak-cocokan antara kedua tokoh revolusioner ini. Guevara kemudian masuk Bolivia bersama 15 pengikutnya, untuk menciptakan revolusi merah di seantero Amerika Selatan.
Seorang pelayan Restoran Elis di daerah Perado, pusat kota La Paz, tak pernah melupakan hari-hari 40 tahunan lalu. Saat itu Max baru berumur 12 tahun, yatim piatu, dan ditugaskan menjadi kasir. Dan Che Guevara bersama beberapa puluh pengikutnya sering datang ke restorannya, dengan menyamar, dan menjadai pelanggan tetap. Seperti terlihat dari kliping-klipin koran yang ditempel di tembok-tembok restoran itu, Max mendapat julukan sebagai El Amigo de Che, alias Karib Che. Che Guevara lah yang mengajarkan baca tulis pada Max. Kata Max:
"Che Guevara cita-cita dan ideologinya jelas. Dia ingin mengangkat derajat orang-orang miskin dan kaum tak mampu, agar bisa hidup tenang. Tapi sayangnya kita orang-orang Bolivia tak begitu menghiraukan cita-cita dia yang begitu indah itu. Tak heran kalau sampai sekarang hidup kita miskin begini. Pemerintah tak berbuat apa-apa, bahkan terus menerus membohongi kita, dan dengan berbagai cara mengekspolitasi kita. Seandainya saja Che Guevara masih hidup, saya yakin perubahan di Bolivia sudah menjadi kenyataan."
Harapan Max meleset jauh dari kenyataan. Karena pada waktu itu, Che tidak mendapat dukungan di Bolivia. Bahkan tidak dari Partai Komunis Bolivia. Malah banayak elemen revolusioner yang mengkhianatinya. Akhirnya, Che Guevara bersama para gerilyawannya yang sangat terbatas jumlahnya seakan terperangkap di hutan-hutan Bolivia, dalam kelaparan dan persenjataan minim. Dan tertangkap pada 8 Oktober 1967 itu. Lalu dibawa ke kota kecil La Higuera, dan ditahan di sebuah rumah binatu, hingga dibunuh keesokan harinya.
Felix Rodriguez sang agen CIA yang membantu perburuan Che Guevara mengungkapkan, perintah membunuh Che Guevara dartang dari panglima militer Bolivia. Felix Rodriguez mendapat pesan radio dengan kode 500-600, yang berarti Che Guevara mati. Lalu menyampaikannya pada perwira Bolivia di lapangan. Seterusnya, kata Felix Rodriguez:
"Lalu saya masuk ke ruangan tempat Che ditahan. Lantas saya bilang, komandan Guevara, saya minta maaf. Saya sudah berusaha sebisanya. Namun ini perintah dari komando tertinggi Bolivia. Mukanya berubah jadi pucat bagiakan kertas. Dan para pengikutnya tampak depresi. Namun dia sepenuhnya mengerti. Lalu dia bilang, "Memang lebih baik begitu. Seharusnya saya tidak pernah tertangkap hidup-hidup".
Sekitar sejam kemudian, Che Guevara ditembak.
Mayat Che Guevara dibaringkan di meja kerja rumah binatu itu. Kepalanya disangga sebatang kayu. Para perwira militer Bolivia berdiri di sekitarnya. Dan dilakukan pemotretan. Foto itu disebarkan ke seluruh dunia untuk membuktikan bahwa Che Guevara benar-benar sudah mati. Karena sebelumnya deasas-desus kematian Che berulang kali muncul, dan selalu terbukti salah. Kali ini bahkan tentara Bolivia memotong tangan Che Guevara, agar sidik jarinya selalu bisa digunakan untuk membuktikan kematian Che, jika Kuba atau kaum revolusioner membantah.
Kini, rumah binatu itu jadi salah satu lokasi kunjungan wisatawan yang napak tilas perjalanan hidup terakhir Che Guevara. Diungkap Manolo, seorang pemandu wisata:
"Kebanyakan turis datang ke sini utnuk melihat binatu yang ada di foto Che, waktu Che dibaringkan di binatu itu. Kepalanya menghadap sini. Orang-orang jalan mengelilinginya. Dan mereka bikin-bikin grafiti untuk menuliskan bahwa mereka pernah datang. Dan itu tak akan pernah dihilangkan. "
Beberapa saat setelah pemotretan dan pemotongan tangannya, sebuah helikopter membawa jenazah Che ke Vallegrande, 80 kilometer dari La Higuera. Di sana Che dikubur bersama banyak mayat lain di sebuah pekuburan masal. Sesudah itu keberadaan jenazahnya tidak pernah diungkap. Sampai tahun 1997. Sesudah Jon Lee Anderson, yang menulis biografi Che, memperoleh informasi mengenai hal itu. Tulang belulang Che Guevara kemudian diidentifikasi, lalu dipindahkan ke Kuba.
Selama 30 tahun pemerintah Bolivia menyembunyikan keberadaan jenazah Che, untuk mencegah dimitoskannya tokoh itu. Namun mereka gagal. Tanpa kuburanpun Che menjadi salah satu legenda paling populer dalam sejarah umat manusia. Dengan segala pro-kontranya.
Yang paling dikenal dunia tentu sosok yang mengenakan baret berhiaskan bintang dengan pandangan tajam jauh ke depan. Foto karya Alberto Diaz Gutierrez ini bahkan mencatat rekor dunia sebagai foto yang paling banyak dicetak ulang, dan paling banyak diolah ke dalam berbagai bentuk tampilan visual lain. Termasuk di kaos-kaos dan di poster-poster. Gambar lain yang juga sangat terkenal adalah muka brewok dengan senyum seulas dan cerutu di bibir atau dijepit jari tangan. Revolusioner nomor wahid itu menjadi legenda bahkan di budaya pop. Dunia yang sebetulnya tak ada hubungannya sama sekali dengan gerilyawan ini.
Felix Rodriguez, agen badan rahasia Amerika yang diterjunkan membantu tentara Bolivia memburu Che Guevara berceritera tentang penangkapan Che:
"Pada 7 Oktober 1967 itu, unit intelejen kami memperoleh informasi dari para petani mengenai terdengarnya suara dari sebuah kawasan yang sebetulnya tak berpenghuni. Lalu kami beritahukan kepada perwira Bolivia yang memimpin pasukan, yang lalu mengepung daerah itu dengan satuan berkekuatan 200 prajurit. Dan pagi buta tanggal 8 Oktober, satuan kami menyergap kaum gerilya itu."
Tentara Bolivia dan CIA memang mendapat bantuan kaum petani. Karena para waktu itu Che Guevara belum berhasil menggalang kepercayaan petani yang hidupnya ia bela dan perjuangkan. Salah satunya karena Ceh Guevara adalah orang asing: orang Argentinya yang menggerakan revolusi Kuba. Ini memang sebuah ironi besar dalam riwayat Che Guevara.
Seorang pengikut Che Guevara menggambarkan situasi menjelang penyergapan:
"Saat itu gerilyawan yang tersisa tinggal cuma 22 orang saja. Dan ia melihat tentara terus bergerak mendekat dan menutup semua celah untuk meloloskan diri. Tapi Che bersikukuh untuk terus bergerak maju. Tanpa tahu dengan jelas mengarah ke mana, juga tanpa memberikan petunjuk jelas kepada gerilyawan lain. Tidak juga memerintahkan untuk berpencar. Ia terus melanjutkan perjalanan. Tahu apa sebabnya? Saya kira karena memang ia tak tahu mesti kemana lagi. Karena kami memang sudah terjepit."
Dan begitulah, tentara Bolivia berhasil menyergap Che dan kawan-kawan. Kembali Felix Rodriguez, agen CIA yang berperan besar dalam perburuan Che Guevara:
Saat itu Che Guevara sudah menderita luka pada kaki kanannya. Dan ketika berhadapan dengan unit militer kami yang menyergapnya, ia berseru :"Jangan tembak. Saya Che Guevara. Saya lebih berharga bagi kalian dalam keadaan hidup ketimbang mati".
Felix Rodriguez menggambarkan pula bagaimana berantakannya penampilan Che Guevara waktu itu, akibat perjalanan berat dan kelaparan dalam bergerilya.
"Waktu pertama kali saya melihatnya, ia dibalut pakaian compang-camping. Padahal gambaran saya tentang dia adalah tokoh yang mengunjungi Moskow, bertemu Mao Zedong di Cina. Sosok manusia arogan dengan pakaian gerilyanya. Dan sekarang dia lebih tampak sebagai seorang gembel."
Kesan Felix Rodriguez tentu dipengaruhi kenyataan, bahwa ia adalah agen CIA yang memburu dan memandang Che Guevara sebagai musuh. Berbeda dengan cara pandang pengikut atau setidaknya pengagum Che Guevara. Seperti Julia Cortez, perempuan yang diperkirakan merupakan orang terakhir yang melihat Che dalam keadaan hidup saat itu –di luar para pemburunya.
"Ya. Dia mukanya berantakan,dan kesehatannya sangat buruk. Pakaiannya lusuh dan dia sangat kurus. Sakit hati saya melihat dia dalam keadaan begitu. Tapi tetap saja jelas bahwa dia adalah Che Guevara. Kharismanya tetap muncul dan matanya yang tetap tajam. Dia kan memang seorang yang ganteng dan penuh daya tarik.."
Ernesto Guevara de la Serna, demikianlah nama aslinya, lahir 14 Juni 1928 di Rosario, Argentina. Sebetulnya ia seorang dokter. Namun perjalanan keliling 5 negara Amerika Latin ketika ia baru lulus Fakultas Kedokteran Universitas Buenos Aires mengubah segalanya. Dalam perjalanan yang dilakukan bersama sahabat karibnya, Alberto Granado dengan menggunakan sepeda motor La Poderosa pada tahun 1952, ia banyak berhadapan dengan sejumlah gejala yang mengguncangkan perasaannya. Yakni kemiskinan dan penderitaan rakyat tertindas.
Ia pun sampai pada kesimpulan, bahwa hanya ada satu jalan untuk membebaskan rakyat miskin dan mengangkat martabat mereka. Yakni perjuangan bersenjata. Jalan revolusioner.
Bukan kebetulan, ia bertemu Fidel Castro di Meksiko. Che Guevara kemudian bergabung dalam gerilya untuk menjatuhkan diktator dukungan Amerika, Flugencio Batista. Revolusi mereka mencatat sukses. Batista terguling tahun 1959. Castrio jadi penguasa Kuba, dan Guevara, kendati orang Argentina, diangkat sebagai kepala Bank Sentral, lalu Menteri Perindustrian.
Tak lama, Che Guevara lenyap. Pada tahun 1965 Castro mengumumkan bahwa Guevara telah mengundurkan diri dan meninggalkan Kuba. Desas-desus menyebut,peristiwa itu disebabkan munculnya ketidak-cocokan antara kedua tokoh revolusioner ini. Guevara kemudian masuk Bolivia bersama 15 pengikutnya, untuk menciptakan revolusi merah di seantero Amerika Selatan.
Seorang pelayan Restoran Elis di daerah Perado, pusat kota La Paz, tak pernah melupakan hari-hari 40 tahunan lalu. Saat itu Max baru berumur 12 tahun, yatim piatu, dan ditugaskan menjadi kasir. Dan Che Guevara bersama beberapa puluh pengikutnya sering datang ke restorannya, dengan menyamar, dan menjadai pelanggan tetap. Seperti terlihat dari kliping-klipin koran yang ditempel di tembok-tembok restoran itu, Max mendapat julukan sebagai El Amigo de Che, alias Karib Che. Che Guevara lah yang mengajarkan baca tulis pada Max. Kata Max:
"Che Guevara cita-cita dan ideologinya jelas. Dia ingin mengangkat derajat orang-orang miskin dan kaum tak mampu, agar bisa hidup tenang. Tapi sayangnya kita orang-orang Bolivia tak begitu menghiraukan cita-cita dia yang begitu indah itu. Tak heran kalau sampai sekarang hidup kita miskin begini. Pemerintah tak berbuat apa-apa, bahkan terus menerus membohongi kita, dan dengan berbagai cara mengekspolitasi kita. Seandainya saja Che Guevara masih hidup, saya yakin perubahan di Bolivia sudah menjadi kenyataan."
Harapan Max meleset jauh dari kenyataan. Karena pada waktu itu, Che tidak mendapat dukungan di Bolivia. Bahkan tidak dari Partai Komunis Bolivia. Malah banayak elemen revolusioner yang mengkhianatinya. Akhirnya, Che Guevara bersama para gerilyawannya yang sangat terbatas jumlahnya seakan terperangkap di hutan-hutan Bolivia, dalam kelaparan dan persenjataan minim. Dan tertangkap pada 8 Oktober 1967 itu. Lalu dibawa ke kota kecil La Higuera, dan ditahan di sebuah rumah binatu, hingga dibunuh keesokan harinya.
Felix Rodriguez sang agen CIA yang membantu perburuan Che Guevara mengungkapkan, perintah membunuh Che Guevara dartang dari panglima militer Bolivia. Felix Rodriguez mendapat pesan radio dengan kode 500-600, yang berarti Che Guevara mati. Lalu menyampaikannya pada perwira Bolivia di lapangan. Seterusnya, kata Felix Rodriguez:
"Lalu saya masuk ke ruangan tempat Che ditahan. Lantas saya bilang, komandan Guevara, saya minta maaf. Saya sudah berusaha sebisanya. Namun ini perintah dari komando tertinggi Bolivia. Mukanya berubah jadi pucat bagiakan kertas. Dan para pengikutnya tampak depresi. Namun dia sepenuhnya mengerti. Lalu dia bilang, "Memang lebih baik begitu. Seharusnya saya tidak pernah tertangkap hidup-hidup".
Sekitar sejam kemudian, Che Guevara ditembak.
Mayat Che Guevara dibaringkan di meja kerja rumah binatu itu. Kepalanya disangga sebatang kayu. Para perwira militer Bolivia berdiri di sekitarnya. Dan dilakukan pemotretan. Foto itu disebarkan ke seluruh dunia untuk membuktikan bahwa Che Guevara benar-benar sudah mati. Karena sebelumnya deasas-desus kematian Che berulang kali muncul, dan selalu terbukti salah. Kali ini bahkan tentara Bolivia memotong tangan Che Guevara, agar sidik jarinya selalu bisa digunakan untuk membuktikan kematian Che, jika Kuba atau kaum revolusioner membantah.
Kini, rumah binatu itu jadi salah satu lokasi kunjungan wisatawan yang napak tilas perjalanan hidup terakhir Che Guevara. Diungkap Manolo, seorang pemandu wisata:
"Kebanyakan turis datang ke sini utnuk melihat binatu yang ada di foto Che, waktu Che dibaringkan di binatu itu. Kepalanya menghadap sini. Orang-orang jalan mengelilinginya. Dan mereka bikin-bikin grafiti untuk menuliskan bahwa mereka pernah datang. Dan itu tak akan pernah dihilangkan. "
Beberapa saat setelah pemotretan dan pemotongan tangannya, sebuah helikopter membawa jenazah Che ke Vallegrande, 80 kilometer dari La Higuera. Di sana Che dikubur bersama banyak mayat lain di sebuah pekuburan masal. Sesudah itu keberadaan jenazahnya tidak pernah diungkap. Sampai tahun 1997. Sesudah Jon Lee Anderson, yang menulis biografi Che, memperoleh informasi mengenai hal itu. Tulang belulang Che Guevara kemudian diidentifikasi, lalu dipindahkan ke Kuba.
Selama 30 tahun pemerintah Bolivia menyembunyikan keberadaan jenazah Che, untuk mencegah dimitoskannya tokoh itu. Namun mereka gagal. Tanpa kuburanpun Che menjadi salah satu legenda paling populer dalam sejarah umat manusia. Dengan segala pro-kontranya.
Debt1Consolidation.com is a program which lets you to combine most
ReplyDeletecredit card debt and unsecured debt such as: credit card bills,
personal loans, medical bills, student loans, and out-standing utility
bills into one, convenient low, monthly payment we do not handle
secured debt like mortgages or car loans. This is not a loan, this is
debt consolidation and because this is not a loan, it does not require
collateral, such as: a house or require credit checks. Our debt
consolidation program helps you by allowing you to pay off your debt
easily and quickly by doing the following: Reducing or eliminate your
current interest rates, Eliminate late and over limit fees on your
accounts, Eliminate collection calls, Payment dispersed directly to
your creditors enabling you to pay off your debt more quickly and
economically. Debt consolidation will be able to assist you. Get
yourself out of debt today. What is debt consolidation & credit
counseling? It is a process by which a professional debt consolidation
company like ours negotiates with all your creditors to obtain the
lowest monthly obligation that is needed for you to satisfy all of
your unsecured debt accounts.
Then your debt is consolidated into one low monthly payment, which is
in turn portioned out to your creditors. This new monthly payment that
we negotiated for you in most cases is lower than the sum of your
individual account obligations you had before.
Credit Counseling & Debt consolidation can assist you with money
troubles that can be caused by various problems such as divorce, the
loss of a job, costly medical emergencies, or just simple overspending
on your credit cards. Many who are struggling with credit card debt
and monthly finances, are tempted to turn to a bankruptcy, which in
turn can lead to years of financial disadvantages. Many people are
forced to confront their financial difficulties when they face life
altering situations such as the ones we mentioned above. With our debt
consolidation program and our commitment to customer satisfaction we
can help you overcome those situations. When you need prompt &
professional customer service, look no further for your debt
management and credit counseling needs....